Kamis, 13 Maret 2014

B. Pengertian dan Komponen Ekosistem

           Istilah ekosistem pertama kali diperkenalkan oleh Roy Clapham pada tahun 1930. Menurut Clapham dalam suatu ekosistem antara makhluk hidup dengan lingkungannya terjadi hubungan satu sama lain sebagai suatu unit. Athur Tansley, seorang ahli lingkungan Inggris pada tahun 1935 menggunakan istilah ekosistem untuk menggambarkan hubungan timbal balik antara komponen biotik dan komponen abiotik.

            Ekosistem merupakan kumpulan makhluk hidup (tumbuhan, hewan, organisme mikro) yang tinggal bersama-sama dalam suatu wilayah, saling berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang komplek dan dinamis. Menurut Undang-Undang Pengelolaan Lingkungan Hidup No.23 th 1997: Ekosistem adalah tatanan secara utuh menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi . Jadi ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan  stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup.

               Hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya bersifat timbal balik dan komplek. Setiap
mahluk hidup berada dalam lingkungannya masing-masing, yaitu lingkungan biotik dan lingkungan abiotik. Lingkungan biotik yaitu semua makhluk hidup yang berada di sekeliling organisme, dan lingkungan abiotik yaitu faktor-faktor tidak hidup seperti iklim (suhu, kelembaban, cahaya), tanah dan garam-garam mineral yang larut dalam tanah, air, udara dan lain-lain. Lingkungan abiotik dapat mempengaruhi makhluk hidup dan sebaliknya makhluk hidup dapat mempengaruhi lingkungan abiotik. Demikian juga makhluk hidup dapat empengaruhi makhluk hidup yang lainnya. Hubungan timbal balik antara makhluk hidup (komponen biotik) dengan lingkungan abiotik dikenal dengan istilah ekosistem atau sistem ekologi.

 Komponen-Kompenen Ekosistem

Ekosistem terdiri dari dua komponen utama yaitu kompoenen abiotik dan komponen biotik.
1. Komponen Biotik
Komponen biotik merupakan komponen ekosistem berupa makhlukhidup yang dapat dikelompokkan berdasarkan perannya dalam rantai makanan meliputi produsen, konsumen, dan decomposer (pengurai).
a. Produsen yaitu tumbuhan yang memiliki zat hijau daun. Produsenmampu menangkap energi matahari             melalui fotosintesis dan menyerap nutrisi dari tanah, menyimpan energi untuk digunakan oleh tumbuhan itu       sendiri dan oleh organisme lain. Rumput, semak, pohon, lumut, dan beberapa bakteri juga bersifat autotrof     sehingga dikelompokkan ke dalam produsen.
b. Konsumen adalah organisme yang tidak memiliki kemampuan untukmenangkap energi matahari, tetapi           mengkonsumsi tanaman dan/atau hewan untuk memperoleh energi yang digunakan untuk pertumbuhan
    dan kegiatan.
Konsumen dibagi lagi menjadi tiga jenis berdasarkan pada kemampuan mereka untuk mencerna bahan tanaman dan hewan:
• Herbivora hanya makan tumbuh-tumbuhan, seperti seperti rusa yang merumput di padang rumput lembah     Columbia, atau serangga menggigit daun geranium yang lengket.
• Omnivora makan baik tumbuhan dan binatang, seperti beruang hitam.
• Karnivora hanya makan binatang, seperti elang ekor merah atau barat ular berbisa.
c. Dekomposer (pengurai), yaitu organisme yang memperoleh energi dengan cara menguraikan bahan              organik mati (detritus), menyerap sebagian hasil penguraian dan melepaskan unsur-unsur dan senyawa          yang pada gilirannya diperlukan oleh tumbuh-tumbuhan. Organismeyang termasuk dekomposer yaitu            jamur, alga dan bakteri.

2. Komponen Abiotik
Tumbuhan dan binatang-binatang untuk tumbuh dan beraktivitas memerlukan beberapa faktor-faktor abiotik. Faktor-faktor tersebut adalah iklim (cahaya, temperatur, air, udara atau gas-gas di atmosfir) dan faktorfaktor
edafik (tanah).
a. Iklim
    Iklim ditentukan oleh berbagai faktor yang berinteraksi seperti cahaya matahari, curah hujan, suhu dan           pola angin yang terjadi di suatu daerah, dan merupakan komponen abiotik yang paling penting dari                 ekosistem. Suhu, bersama-sama dengan curah hujan, menentukan apakah suatu ekosistem berupa padang     rumput, hutan, atau kombinasi keduanya. Jumlah dan distribusi curah hujan suatu daerah dalam setahun
    berpengaruh terhadap jenis dan produktivitas tanaman suatu ekosistem.

b. Cahaya
         Energi cahaya (cahaya matahari) adalah sumber energi utama dari hampir semua ekosistem termasuk ekosistem air tawar. Cahaya adalah energi yang digunakan oleh tumbuhan hijau (yang mengandung butir hijau
daun) untuk proses fotosintesis yaitu suatu proses pembentukan zat organik dari zat anorganik.Faktor-faktor seperti banyaknya cahaya, intensitas cahaya, dan panjang periode terang (panjang siang) memainkan peran yang penting dalam satu ekosistem. Di dalam ekosistem-ekosistem akuatik, banyaknya cahaya merupakan suatu faktor pembatas. Cahaya matahari pada ekosistem perairan yang dalam hanya menembus pada kedalaman tertentu.
c. Suhu
          Suhu suatu perairan menggambarkan panas yang terdistribusi pada suatu volume tertentu di perairan itu. Matahari merupakan sumber panas utama untuk perairan. Suhu air dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti ketinggian tempat, suhu udara, dan iklim. Suhu sebagai salah satu faktor penentu dalam ekosistem perairan sangat berpengaruh terhadap penyebaran suatu spesies, karena setiap spesies memiliki kisaran toleransi terhadap suhu yang berbeda-beda.
      Distribusi tumbuhan dan binatang-binatang adalah sangat dipengaruhi oleh suhu yang ekstrim. Ekstremum-ekstremum di dalam temperatur sebagai contoh musim yang hangat. Berikut adalah contoh-contoh dari pengaruh suhu terhadap makhluk hidup dalam suatu ekosistem. Mekarnya bunga-bunga dari berbagai tumbuhan sepanjang hari dan malam sering karena perbedaan suhu antara siang malam. Bunga Wijayakusuma memerlukan suhu tertentu untuk mekar, itulah sebabnya bunga wijayakusuma mekar pada tengah malam. Pohon-pohon jati berganti daun setiap tahun menggugurkan daun-daun mereka pada waktu musim panas.

d. Air
       Air merupakan habitat tumbuhan dan binatang akuatik. Air adalah penting bagi makhluk hidup dan           semua organisme bergantung padanyauntuk bertahan hidup. Tumbuhan dapat digolongkan ke dalam 3           kelompokmenurut keperluan air mereka:
• Hydrophyte adalah tumbuhan yang tumbuh dan berkembang dalam air misalnya, teratai.
• Mesofit adalah tumbuhan dengan persyaratan-persyaratan air sedang, contoh bunga mawar.
• Xerofita adalah tumbuhan yang berkembang dalam lingkunganlingkungan, kering di mana mereka sering          kali mengalami kekurangan air misalnya kaktus dan tumbuhan sukulenta. Pohon gaharu yang banyak              tumbuh di Nusa Tenggara Timur adalah xerofita-xerofita

e. Udara di atmosfer
         Udara yang paling penting yang digunakan oleh tumbuhan dan binatang adalah oksigen, gas CO2 dan      Nitrogen.
• Oksigen. Oksigen digunakan oleh semua organisma-organisma yang hidup selama pernapasan.
• Karbon dioksida. Karbon dioksida dibutuhkan oleh tumbuhan hijau selama fotosintesis.
• Nitrogen. Nitrogen bebas tidak dapat dimanfaatkan secara langsung oleh tumbuhan dan hewan. Hanya          beberapa makhluk hidup prokariotik (bakteri dan ganggang biru) yang mampu mengikat N2 bebas dari
  atmosfer. Tanaman memperoleh nitrogen dalam bentuk nitrat (NO3-) atau amonia (NH3). Nitrogen             diubah   menjadi nitrat atau amonia oleh bakteri yang tertentu dengan bantuan kilat.
f. Tanah (faktor edafik)
         Tanah berkembang dari bahan induk bagian atas dan merupakan campuran dari komponen komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen abiotik tanah meliputi tekstur tanah (ukuran partikel tanah), udara tanah, suhu tanah, air tanah, larutan tanah dan pH. Komponen biotik tanah yaitu organisma-organisma tanah. Jenis bahan induk di daerah tertentu mempengaruhi tekstur tanah. Kombinasi tekstur tanah, aliran air dan kimia menentukan vegetasi yang tumbuh di daerah tersebut.
         Ukuran dari partikel-partikel tanah bervariasi dari tanah liat dengan partikel yang mikroskopis sampai pasir dengan partikel-partikel yang lebih besar. Tanah liat adalah suatu campuran dari partikel-partikel pasir dan tanah liat. Tanah berpasir mempunyai aerasi yang bagus, air yang berlebih dialirkan dengan dengan cepat, mengandung sedikit unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan, dan mudah untuk dinanami. Tanah liat adalah cocok untuk pertumbuhan tanaman karena kaya akan mineral, tetapi sirkulasi udaranya jelek.
         Tanah memiliki banyak fungsi penting dalam ekosistem. Tanah menyediakan unsur hara bagi tumbuhan, dan menyediakan habitat penting bagi organisme tanah. Tanah adalah penghubung yang pentingantara komponen biotik dan abiotik dari ekosistem padang rumput.

                  

Jumat, 28 Februari 2014

Pengertian Adiwiyata dan indikator sekolah adiwyata

     Program Adiwiyata adalah salah satu program Kementrian Negara Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan keasadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Dalam program ini diharapkan setiap warga sekolah ikut terlibat dalam kegiatan sekolah menuju lingkungan yang sehat dan menghidarkan dampak lingkungan yang negatif.



    Dalam implementasinya Kementrian Negara Lingkungan Hidup berkerjasama dengan para stakeholders, menggulirkan Program Adiwayata ini dengan harapan dapat mengajak warga sekolah dapat melaksanakan proses belajar mengajar materi lingkungan hidup dan turut berpartisipasi melestarikan dan menjaga lingkungan hiudup di sekolah dan sekitarnya.

      Kata ADIWIYATA berasal dari 2 kata Sansekerta “ ADI “  dan  “ WIYATA “.  ADI  mempunyai makna besar, agung, baik, ideal atau sempurna.
       WIYATA mepunyai makna tempat dimana seseorang menedapatkan ilmu pengetahuan, norma dan etika dalam berkehidupan sosial. Bila kedua kata tersebut digabungkan, secara kelseluruhan ADIWIYATA mempunyai pengertian atau makna ; Tempat yang baik dan ideal dimana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup kita dan menuju kepada cita – cita pengembangan berkelanjutan.

Tujuan Program Adiwiyata  adalah menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah, sehingga di kemudian hari warga sekolah tersebut dapat turut bertanggung jawab dalam upaya – upaya penyelamatan lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan.

Kegiatan utama Program Adiwiyata adalah mewujudkan kelembagaan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan bagi sekolah dasar dan menengah di Indonesia.

Indikator dan Kriteria Program Adiwiyata
Dalam mewujudkan Program Adiwiyata telah ditetapkan beberapa indikator 
A. Pengembangan Kebijakan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan
B. Pengembangan Kurikulum Berbasis Lingkungan
C. Pengembangan Kegiatan Berbasis Partisipatif 
D. Pengembangan dan atau Pengelolaan Sarana Pendukung Sekolah           
  
Tujuan program Adiwiyata
  • menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran & penyadaran warga sekolah (guru, murid & pekerja lainnya), sehingga di kemudian hari warga sekolah tersebut dapat turut bertanggung jawab dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan & pembangunan  berkelanjutan.
Kegiatan utama diarahkan pada terwujudnya kelembagaan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan bagi sekolah dasar dan menengah di Indonesia. Disamping pengembangan norma-norma dasar yang antara lain: kebersamaan, keterbukaan, kesetaraan, kejujuran, keadilan, dan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan sumber daya alam. 
Prinsip-prinsip Dasar
  • Partisipatif
    Komunitas sekolah terlibat dalam manajemen sekolah yg meliputi keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan & evaluasi sesuai tanggungjawab & peran.
    Berkelanjutan
    Seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana & terus menerus secara komprehensif.
    Indikator Sekolah Adiwiyata
    1. Pengembangan kebijakan sekolah
    2. Pengembangan kurikulum berbasis lingkungan Pengembangan  kegiatan berbasis partisipatif
    3. Pengembangan dan atau Pengelolaan sarana pendukung sekolah
    Kebijakan Sekolah
    Pengembangan Kebijakan Lingkungan
    1. Filosofi visi, misi sekolah yang peduli dan berbudaya, lingkungan
    2. Kebijakan dalam pengembangan materi pembelajaran Lingkungan Hidup
    3. Kebijakan tentang peningkatan kapasitas SDM
    4. Kebijakan penghematan sumber daya alam
    5. Kebijakan untuk pengalokasian dana bagi kegiatan lingkungan hidup
    6. Kebijakan lain yang mendorong terwujudnya sekolah peduli dan berbudaya lingkungan
    KURIKULUM / MATERI  PLH
    Pengembangan Kurikulum Berbasis Lingkungan
    1. Pengembangan model pembelajaran LH
    2. Penggalian dan pengembangan materi dan persoalan lingkungan hidup yang ada di masyarakat sekitar (isu lokal)
    3. Pengembangan metode pembelajaran
    4. Pengembangan kegiatan kurikuler bertema LH
INDIKATOR DAN KRITERIA PROGRAM ADIWIYATA

A. Pengembangan Kebijakan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan

        Untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan maka diperlukan beberapa kebijakan sekolah yang mendukung dilaksanakannya kegiatan-kegiatan pendidikan lingkungan hidup oleh semua warga sekolah sesuai dengan prinsip-prinsip dasar Program Adiwiyata yaitu partisipatif dan b e r k e l a n j u t a n .


Pengembangan kebijakan sekolah tersebut antara lain:
1. Visi dan misi sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan.
2. Kebijakan sekolah dalam mengembangkan pembelajaran pendidikan lingkungan hidup.
3. Kebijakan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (tenaga kependidikan dan non-                       kependidikan) di bidang pendidikan lingkungan hidup.
4. Kebijakan sekolah dalam upaya penghematan sumber daya alam.
5. Kebijakan sekolah yang mendukung terciptanya lingkungan s e k o l a h yang bersih dan sehat.
6. Kebijakan sekolah untuk pengalokasian dan penggunaan dana bagi kegiatan yang terkait dengan 
masalah lingkungan hidup.

B. Pengembangan Kurikulum Berbasis Lingkungan
Penyampaian materi lingkungan hidup kepada para siswa dapat dilakukan melalui kurikulum secara terintegrasi atau monolitik. Pengembangan materi, model pembelajaran dan metode belajar yang bervariasi, dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang lingkungan hidup yang dikaitkan dengan persoalan lingkungan sehari-hari (isu local).

Pengembangan kurikulum tersebut dapat dilakukan antara lain:
1. Pengembangan model pembelajaran lintas mata pelajaran.
2. Penggalian dan pengembangan materi dan persoalan lingkungan hidup yang ada di masyarakat         sekitar.
3. Pengembangan metode belajar berbasis lingkungan dan budaya.
4. Pengembangan kegiatan kurikuler untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran siswa tentang     lingkungan hidup.

C. Pengembangan Kegiatan Berbasis Partisipatif
Untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan, warga sekolah perlu dilibatkan dalam berbagai aktivitas pembelajaran lingkungan hidup. Selain itu sekolah juga diharapkan melibatkan masyarakat disekitarnya dalam melakukan berbagai kegiatan yang memberikan manfaat baik bagi warga sekolah, masyarakat maupun lingkungannya.

Kegiatan-kegiatan tersebutantara lain:
1. Menciptakan kegiatan ekstra kurikuler/kurikuler di bidang lingkungan hidup berbasis patisipatif di sekolah.
2. Mengikuti kegiatan aksi lingkungan hidup yang dilakukan oleh pihak luar.
3. Membangun kegiatan kemitraan atau memprakarsai pengembangan pendidikan lingkungan hidup di sekolah. 

D. Pengelolaan dan atau Pengembangan Sarana Pendukung Sekolah
Dalam mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan perlu didukung sarana dan prasarana yang mencerminkan upaya pengelolaan lingkungan hidup, antara lain meliputi:

1. Pengembangan fungsi sarana pendukung sekolah yang ada untuk pendidikan lingkungan hidup.
2. Peningkatan kualitas penge-lolaan lingkungan di dalam dan di luar kawasan sekolah.
3. Penghematan sumberdaya alam (listrik, air, dan ATK).
4. Peningkatan kualitas pelayanan makanan sehat.
5. Pengembangan sistem pengelolaan sampah.

PENGHARGAAN ADIWIYATA 
Pada dasarnya program Adiwiyata tidak ditujukan sebagai suatu kompetisi atau lomba. Penghargaan Adiwiyata diberikan sebagai bentuk apresiasi kepada sekolah yang mampu melaksanakan upaya peningkatan pendidikan lingkungan hidup secara benar, sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Penghargaan diberikan pada tahapan pemberdayaan (selama kurun waktu kurang dari 3 tahun) dan tahap kemandirian (selama kurun waktu lebih dari 3 tahun).

Pada tahap awal, penghargaan Adiwiyata dibedakan atas 2 (dua) kategori, yaitu:
1. Sekolah Adiwiyata adalah, sekolah yang dinilai telah berhasil dalam melaksanakan Pendidikan Lingkungan Hidup.
2. Calon Sekolah Adiwiyata adalah. Sekolah yang dinilai telah berhasil dalam Pengembangan Pendidikan Lingkungan Hidup.

Pada tahun 2007 kuesioner yang diterima oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup dari seluruh Indonesia sebanyak 146 sekolah yang berasal dari 17 propinsi. Setelah melalui tahaptahap seleksi penilaian, maka ditetapkanlah 30 sekolah sebagai calon model sekolah Adiwiyata tahun 2007. Sedangkan 10 sekolah yang telah terseleksi sebelumnya di tahun 2006 (meliputi ruang lingkup Pulau Jawa) ditetapkan sebagai sekolah penerima penghargaan Adiwiyata sesuai dengan kategori pencapaiannya.

TATA CARA PENGUSULAN CALON PENERIMA PENGHARGAAN ADIWIYATA
Setiap Sekolah dapat diajukan oleh Pemerintah Daerah sebagai calon Sekolah Adiwiyata sesuai dengan kuota yang ditetapkan oleh Kantor Kementerian Negara Lingkungan Hidup.

Pengajuan calon sebagaimana dimaksud diatas dilakukan dengan mengisi kuesioner dan menyertai lampiran yang diperlukan sesuai dengan formulir yang telah disediakan oleh Kantor Negara Lingkungan Hidup.

Calon sekolah Adiwiyata dan sekolah Adiwiyata akan diteliti lebih lanjut oleh Dewan Pertimbangan Adiwiyata.

Penerima penghargaan calon dan sekolah Adiwiyata ditetapkan dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup. 

MEKANISME PENILAIAN PROGRAM ADIWIYATA



Pada dasarnya peluang mengikuti program Adiwiyata terbuka bagi seluruh sekolah di tanah air Indonesia. Mengingat keterbatasan yang ada dan kepentingan dari semua pihak terkait, maka dalam proses seleksi dan peni laian, Kementerian Negara Lingkungan Hidup dibantu oleh berbagai pihak, antara lain: Pemerintah Daerah setempat (dalam hal ini dikoordinir oleh BPLHD/Bapedalda Propinsi), bekerja sama dengan Dinas Pendidikan setempat, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Akademisi dan pihak swasta lainnya.

Tim Penilai Adiwiyata pun terdiri dari berbagai pemangku kepentingan yaitu: Kementerian Negara Lingkungan Hidup, Departemen Pendidikan Nasional, LSM yang bergerak di bidang lingkungan, Jaringan Pendidikan Lingkungan, Perguruan Tinggi, Swasta dll. Sedangkan Dewan Pengesahan Adiwiyata terdiri dari Pakar Lingkungan, Pakar Pendidikan Lingkungan, wakil dari Perguruan Tinggi dlsbnya.

Sabtu, 22 Februari 2014

Prinsip 4R Dalam Pengolahaan Sampah

      Ada beberapa hal kreatif dan efektif yang bisa dilakukan dalam menangani sampah yaitu menerpakan prinsip 4R yaitu : Replace ( mengganti ), Reduce ( mengurangi ), Reuse ( memakai lagi ), Reycle (mendaur ulang ).

Add caption
1. Replace ( ganti dengan ramah  lingkungan )
        Teliti barang yang kita pakai sehari -hari. Gantilah dengan barang - barang yang bisa dipakai sekali dengan barang yang tahan lama. Juga telitilah agar kita hanya memakai barang -barang yang ramah lingkungan. 
Contoh  :
  1.  Ganti kantong kresek dengan keranjang bila ingin berbelanja 
  2.  Menggunakan borol minum yang dapat dipakai beruang -ulang kali
  3.  Menggunakan temapt bekal kita sendiri daripada memakai styrofom
2. Reduce ( mengurangi sampah )
          Reduce berarti mengurangi sampah dalamkegiatan sehari -hari yang dapat merusak lingkungan. Reduce juga berarti mengurangi belanja barang - barang yang anda tidak "terlalu" butuhkan seperti baju baru, aksesoris tambahan atau apa pun yang intinya adalah pengurangan kebutuhan.
Contoh :
  1. Membawa tas belanja sendiri sebagai upaya mengurangi sampah kantong sampah plastik pembungkus barang belanja.
  2. Memilih produk dengan kemasan yang dapat didaur ulang
  3. Membeli kemasan isi ulang untuk shampo dan sabun daripada membeli botol yang akan menghabiskan uang kita
  4. Membeli susu, makanan, deterjen ,dan lain-lain dalam paket yang besar daripada membeli paket kecil untuk volume yang sama.
  5. Menggunakan email ( surat elektronik ) untuk berkirim surat
  6. Menggunakan sapu tangan daripada menggunakn tissu
3. Reuse ( menggunakan sisa sampah yang bisa dipakai )
         Reduce berarti pemakain kembali seperti contohnya memberikan beberapa baju bekas anda kepada beberapa anak yatim. Tetapi yang palaing dekat adalah memberikan baju yang kekecilan kepada saudara atau adik anda , selain itu anda dapat memberikan baju bayi anda jika masih ada yang bagus untuk diberikan kepada saudara anda.
Contoh :
  1. Menggunakan sisi kertas yang masih kosong.
  2. Menggunakan kresek yang masih bersih untuk pembungkus barang.
  3. Memanfaatkan pakain atau kain - kain bekas  untuk kerajinantangan, perangkat pembersih (lap), maupun berbagai keperluan lainnya.
4. Recyle ( Mendaur -ulang sampah )
            Recyle berarti mendaur ulang komponen -komponen yang bermanfaat melalui proses tambahan secara kimia, fisika, biologi, yang akan menghasilkan produk yang berbeda atau produk yang sama.Daur ulang sendiri memang tidak mudah, karena kadang dibutuhkan teknologi dan penanganan khusus. Tapi teman-teman bisa membantu dengan cara-cara berikut:Mengumpulkan kertas, majalah, dan surat kabar bekas untuk didaur ulang.
    1.  Mengumpulkan sisa-sisa kaleng atau botol gelas untuk di daur ulang.
    2.  Menggunakan berbagai produk kertas maupun barang lainnya hasil daur ulang.
    3.  Mengumpulkan kertas, majalah, dan surat kabar bekas untuk di daur ulang
    4.  Lakukan pengolahan sampah non organic menjadi barang bermanfaat
              

    Jumat, 21 Februari 2014

    Cara Membuat Kompos Metode Aerob dan Anaerob

    Cara Membuat Kompos Metode Aerob dan Anaerob


    Kompos merupakan pupuk yang dibuat dari sisa-sisa mahluk hidup baik hewan maupun tumbuhan yang dibusukkan oleh organisme pengurai. Organisme pengurai atau dekomposer bisa berupa mikroorganisme ataupun makroorganisme. Kompos berfungsi sebagai sumber hara dan media tumbuh bagi tanaman.
    Dilihat dari proses pembuatannya terdapat dua macam cara membuat kompos, yaitu melalui proses aerob (dengan udara) dan anaerob (tanpa udara). Kedua metode ini menghasilkan kompos yang sama baiknya hanya saja bentuk fisiknya agak sedikit berbeda.

    Cara membuat kompos metode aerob

    Proses pembuatan kompos aerob sebaiknya dilakukan di tempat terbuka dengan sirkulasi udara yang baik. Karakter dan jenis bahan baku yang cocok untuk pengomposan aerob adalah material organik yang mempunyai perbandingan unsur karbon (C) dan nitrogen (N) kecil (dibawah 30:1), kadar air 40-50% dan pH sekitar 6-8. Contohnya adalah hijauan leguminosa, jerami, gedebog pisang dan kotoran unggas. Apabila kekurangan bahan yang megandung karbon, bisa ditambahkan arang sekam padi ke dalam adonan pupuk.
    Cara membuat kompos aerob memakan waktu 40-50 hari. Perlu ketelatenan lebih untuk membuat kompos dengan metode ini. Kita harus mengontrol dengan seksama suhu dan kelembaban kompos saat proses pengomposan berlangsung. Secara berkala, tumpukan kompos harus dibalik untuk menyetabilkan suhu dan kelembabannya. Berikut ini cara membuat kompos aerob:
    • Siapkan lahan seluas 10 meter persegi untuk tempat pengomposan. Lebih baik apabila tempat pengomposan diberi peneduh untuk menghindari hujan.
    • Buat bak atau kotak persegi empat dari papan kayu dengan lebar 1 meter dan panjang 1,5 meter. Pilih papan kayu yang memiliki lebar 30-40 cm.
    • Siapkan material organik dari sisa-sisa tanaman, bisa juga dicampur dengan kotoran ternak. Cacah bahan organik tersebut hingga menjadi potongan-potongan kecil. Semakin kecil potongan bahan organik semakin baik. Namun jangan sampai terlalu halus, agar aerasi bisa berlangsung sempurna saat pengomposan berlangsung.
    • Masukan bahan organik yang sudah dicacah ke dalam bak kayu, kemudidan padatkan. Isi seluruh bak kayu hingga penuh.
    tahapan pembuatan pupuk kompos
    Searah jarum jam: (1) Pemilihan lokasi pengomposan, (2) Membuat bak/kotak kayu, (3) Menyeleksi dan merajang bahan baku, (4) Memasukkan bahan baku baku kedalm bak kayu
    • Siram bahan baku kompos yang sudah tersusun dalam kotak kayu untuk memberikan kelembaban. Untuk mempercepat proses pengomposan bisa ditambahkan starter mikroorganisme pembusuk ke dalam tumpukan kompos tersebut. Setelah itu, naikkan bak papan ke atas kemudian tambahkan lagi bahan-bahan lain. Lakukan terus hingga ketinggian kompos sekitar 1,5 meter.
    • Setelah 24 jam, suhu tumpukan kompos akan naik hingga 65oC, biarkan keadaan yang panas ini hingga 2-4 hari. Fungsinya untuk membunuh bakteri patogen, jamur dan gulma. Perlu diperhatikan, proses pembiaran jangan sampai lebih dari 4 hari. Karena berpotensi membunuh mikroorganisme pengurai kompos. Apabila mikroorganisme dekomposer ikut mati, kompos akan lebih lama matangnya.
    • Setelah hari ke-4, turunkan suhu untuk mencegah kematian mikroorganisme dekomposer. Jaga suhu optimum pengomposan pada kisaran 45-60oC dan kelembaban pada 40-50%. Cara menjaga suhu adalah dengan membolak-balik kompos, sedangkan untuk menjaga kelembaban siram kompos dengan air. Pada kondisi ini penguapan relatif tinggi, untuk mencegahnya kita bisa menutup tumpukan kompos dengan terpal plastik, sekaligus juga melindungi kompos dari siraman air hujan.
    • Cara membalik kompos sebaiknya dilakukan dengan metode berikut. Angkat bak kayu, lepaskan dari tumpukan kompos. Lalu letakan persis disamping tumpukan kompos. Kemudian pindahkan bagian kompos yang paling atas kedalam bak kayu tersebut sambil diaduk. Lakukan seperti mengisi kompos di tahap awal. Lakukan terus hingga seluruh tumpuka kompos berpindah kesampingnya. Dengan begitu, semua kompos dipastikan sudah terbalik semua. Proses pembalikan sebaiknya dilakukan setiap 3 hari sekali sampai proses pengomposan selesai. Atau balik apabila suhu dan kelembaban melebihi batas yang ditentukan.
    • Apabila suhu sudah stabil dibawah 45oC, warna kompos hitam kecoklatan dan volume menyusut hingga 50% hentikan proses pembalikan. Selanjutnya adalah proses pematangan selama 14 hari.
    • Secara teoritis, proses pengomposan selesai setelah 40-50 hari. Namun kenyataannya bisa lebih cepat atau lebih lambat tergantung dari keadaan dekomposer dan bahan baku kompos. Pupuk kompos yang telah matang dicirikan dengan warnanya yang hitam kecoklatan, teksturnya gembur, tidak berbau.
    • Untuk memperbaiki penampilan (apabila pupuk kompos hendak dijual) dan agar bisa disimpan lama, sebaiknya kompos diayak dan di kemas dalam karung. Simpan pupuk kompos di tempat kering dan teduh.
    Tahapan pembuatan pupuk kompos
    Searah jarum jam: (1) Penyiraman dan penambahan dekomposer, (2) Proses penumpukkan kompos, (3) Merapihkan tumpukan, (4) Pembalikan kompos
    Cara membuat kompos metode anaerob
    Cara membuat kompos dengan metode anaerob biasanya memerlukan inokulan mikroorganisme (starter) untuk mempercepat proses pengomposannya.  Inokulan terdiri dari mikroorganisme pilihan yang bisa menguraikan bahan organik dengan cepat, seperti efektif mikroorganime (EM4). Di pasaran terdapat juga jenis inokulan dari berbagai merek seperti superbio, probio, dll. Apabila tidak tersedia dana yang cukup, kita juga bisa membuat sendiri inokulan efektif mikroorganisme.
    Bahan baku yang digunakan sebaiknya material organik yang mempunyai perbandingan C dan N tinggi (lebih dari 30:1). Beberapa diantaranya adalah serbuk gergaji, sekam padi dan kotoran kambing. Waktu yang diperlukan untuk membuat kompos dengan metode anaerob bisa 10-80 hari, tergantung pada efektifitas dekomposer dan bahan baku yang digunakan.  Suhu optimal selama proses pengomposan berkisar 35-45oC dengan tingkat kelembaban 30-40%. Berikut tahapan cara membuat kompos dengan proses anaerob.
    • Siapkan bahan organik yang akan dikomposkan. Sebaiknya pilih bahan yang lunak terdiri dari limbah tanaman atau hewan. Bahan yang bisa digunakan antara lain, hijauan tanaman, ampas tahu, limbah organik rumah tangga, kotoran ayam, kotoran kambing, dll. Rajang bahan tersebut hingga halus, semakin halus semakin baik.
    • Siapkan dekomposer (EM4) sebagai starter. Caranya, campurkan 1 cc EM4 dengan 1 liter air dan 1 gram gula. Kemudian diamkan selama 24 jam.
    • Ambil terpal plastik sebagai alas, simpan bahan organik yang sudah dirajang halus di atas terpal. Campurkan serbuk gergaji pada bahan tersebut untuk menambah nilai perbandingan C dan N. Kemudian semprotkan larutan EM4 yang telah diencerkan tadi. Aduk sampai merata, jaga kelembaban pada kisaran 30-40%, apabila kurang lembab bisa disemprotkan air.
    • Siapkan tong plastik yang kedap udara. Masukan bahan organik yang sudah dicampur tadi. Kemudian tutup rapat-rapat dan diamkan hingga 3-4 hari untuk menjalani proses fermentasi. Suhu pengomposan pada saat fermentasi akan berkisar 35-45oC.
    • Setelah empat hari cek kematangan kompos. Pupuk kompos yang matang dicirikan dengan baunya yang harum seperti bau tape.

    SELAMAT DATANG